Rabu, 29 Januari 2014

Perempuan dan Internet



Oleh: Anita Handayani


Menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan, bidang teknologi, khususnya TIK (Teknologi Infomasi Komputer), masih sangat dekat dengan identitas laki-laki sedangkan perempuan sering kali hanya sebagai obyek. Sedangkan kuantitas jumlah perempuan hampir separuh dari penduduk Indonesia yang merupakan potensi jika diberdayakan dengan baik.
 
Maguire (2001) melaporkan hasil studi yang dilakukan oleh Academy for Educational Development. Dari data sekitar 30 negara, terlihat bahwa pengguna internet di negara-negara berkembang kurang dari 1 persen dari total populasi. Sedangkan perempuan pengguna internet hanya 22 persen di Asia, 38 persen di Amerika Latin, 6 persen di Timur Tengah, dan hanya sedikit di Afrika.
 
Pengguna internet dari kalangan perempuan tersebut lebih banyak berasal dari daerah perkotaan, berpendidikan tinggi, dan sebagian besar menggunakan komputer dalam pekerjaan rutin di perkantoran. Kalau sedang dalam perjalanan barulah perempuan menggunakan handphone/gadget/tablet untuk akses intenet.
 
Berbagai kendala yang dihadapi kaum perempuan dalam mengakses teknologi informasi diantaranya adalah tingkat ketrampilan dan pendidikan yang rendah, masalah bahasa, keterbatasan waktu, masalah biaya akses internet, keterbatasan lokasi fasilitas koneksi, norma budaya dan sosial, serta ketrampilan manajemen dan komputer yang tidak memadai
 
Penggunaan internet oleh kaum ibu mempunyai dua sudut pandang yaitu penggunaan internet oleh dirinya sebagai perempuan dan penggunaan internet oleh anak-anaknya. Penggunaan internet untuk kebutuhan pribadinya bisa mencakup berbagai motif atau kebutuhan mengenai berbagai informasi yang mungkin berkaitan dengan masalah pekerjaan, dunia keperempuanan atau rumah tangga, yang mungkin mempunyai pertimbangan atau persepsi yang berbeda dengan kaum laki-laki.
 
Internet merupakan sebuah jaringan komunikasi global.  Sejuta manfaat bisa didapatkan hanya bermodalkan kemampuan dan kemauan menggunakan internet. Misalnya berkorespondensi dengan rekan, relasi, sahabat dan handai taulan kita di seluruh penjuru Indonesia bahkan dunia dengan mudah, murah dan cepat.
Korespondensi tersebut dapat dilakukan dengan mengirim pesan/surat  dengan menggunakan email (Electronic Mail), facebook, skype, twitter dan lain sebagainya.  Dan sebagai media informasi, internet juga bisa menghasilkan berita-berita terbaru yang up to date, yang tidak kalah dengan koran maupun majalah.  Sehingga dapat  mengurangi biaya kertas artinya menggurangi penebangan pohon yang semakin merajalela untuk pembuatkan kertas.
Melalui internet para perempuan  juga bisa leluasa mendapatkan data dan informasi untuk membantu tugas sekolah/kampus atau pekerjaan, mendapatkan informasi/berita nasional maupun mancanegara, mencari pekerjaan ataupun beasiswa, mengumpulkan resep makananhingga kiat berumah-tangga,memperluas jaringan pertemanan(misalnya mejadi anggota group Kumpulan Emak2 Blogger yang alamatnya di http://emak2blogger.web.id/) danbisnis toko online, bahkan termasuk menggali ilmu tentang kesehatan dan agama.
 
Namun tidak seluruh isi di internet dapat bermanfaat, jika perempuan tidak pandai-pandai menggunakannya.  Sebab sifat internet cenderung bebas tanpa kontrol atau tanpa dikuasai pihak manapun, maka ada saja materi atau isi yang bersifat negatif di internet ataupun  yang dikirim dan atau terkirim melalui internet.  Sebutlah semisalnya pornografi, perjudian, kekerasan (sadism) dan rasialisme.  Belum lagi dengan aneka macam program jahat (virus, worm, Trojan horse, spyware) yang dapat mencuri bahkan merusak data di computer, serangan e-mail sampah (spam),penipuan, pelanggaran privasi hingga pelecehan seksual.
 
Hanya dengan pemahaman yang cukup tentang internet serta didukung kedewasaan para perempuan dalam memilih maupun memilah hal yang baik dan buruk, maka perempuan dapat memaksimalkan dampak positif internet dan sekaligus meminimalkan dampak negatifnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar